Presiden SBY dan Ibu Ani meninggalkan Jerman melalui Bandara Tegel, Berlin, untuk menuju Hungaria, Rabu (6/3) pagi. (Foto: abror/presidensby.info)
10 Maret 2013, Jakarta: Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin mempertanyakan sikap dan tindakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memborong sejumlah alutsista saat melakukan lawatan ke Berlin, Jerman. Sebab, selama ini dalam pembahasan dengan Komisi I, Kemenhan tidak pernah menyinggung rencana pembelian alutsista dari Jerman ini.
"Sehingga kita pertanyakan, sumber pembiayaan itu akan diambil dari mana. Karena di APBN belanja alutsista dari Jerman itu belum dianggarkan. Kalau itu dibeli melalui pembiayaan pinjaman luar negeri, kan tetap saja mesti dibahas di DPR dulu," tukasnya di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (6/3).
Menurutnya, tindakan itu tidak bisa dilakukan sepihak. "Kalau gitu buat apa ada DPR, kalau Pemerintah selalu memutus sepihak seperti itu," tandas Hasanuddin.
Politisi PDI-Perjuangan ini mengaku kawatir jika program pembangunan modernisasi postur pertahanan minimum yang sudah ditetapkan dan dijadwalkan bersama antara DPR dan pemerintah, akan meleset dari sasaran. Jika pihak pemerintah selalu mengambil keputusan sepihak, suatu saat jika bermasalah dan tidak bisa dipergunakan, jelas pertanggungjawabkan menjadi sulit. Termasuk pertanggungjawaban atas penggunaan anggarannya.
"Ini yang sesungguhnya kita kawatirkan. Karena kenyataannya pihak pemerintah telah beberapa kali memutuskan sepihak dalam belanja alutsista itu. Dan posisi Komisi I menjadi sulit, antara menyetujui atau menolaknya. Karena barang sudah dipesan dan kontrak pengadaan sudah jalan," tuturnya.
Adapun kontrak pembelian MoU yang dilakukan Presiden SBY di Jerman itu, kata Hasanuddin, terdiri dari pembelian 103 Tank kelas MBT, 50 Tank Marder (kelasnya di bawah MBT), dan 18 pesawat latih Grob.
Khusus pesawat latih, DPR ingin tau berapa harganya, dan sumber keuangannya dari mana. Karena Pemerintah baru saja memborong pesawat latih 1 skaodron dari Korsel T-50. Itu sudah selesai untuk Renstra (rencana strategis) sampai dengan 2014. Prinsipnya, yang dibeli itu tidak masuk dalam Restra, apakah itu telah sesuai dengan kebutuhan atau tidak.
Sebelumnya diberitakan, dalam kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono ke Berlin, Indonesia menjajaki kerjasama alutsista dengan Jerman.
Menhan Purnomo Yusgiantoro mengatakan dalam waktu dekat, tambahan alutsista berupa Tank Marder dari Jerman akan segera tiba, untuk melengkapi 103 Leopard dari Jerman. Tank medium untuk pengangkut pasukan tersebut akan melengkapi alat-alat tempur pasukan Indonesia.
"Jadi dengan ini kita memiliki satuan yang lengkap, ada tank yang light (ringan), medium (sedang), dan main atau heavy (utama atau berat)," katanya.
Sumber: Jurnal Parlemen
Home » Hankam » TB Hasanuddin Pertanyakan Presiden Borong Alutsista di Jerman
No comments:
Post a Comment