Helikopter Black Hawk US Army. (Foto: US Army)
25 Februari 2013, Jakarta: TNI Angkatan Darat (AD) memilih untuk membeli helikopter serbu jenis Black Hawk ketimbang Apache dari Amerika Serikat (AS) lantaran persoalan selisih harga.
"Kami masih mengkaji terus. Black Hawk menjadi pilihan bagus," kata KSAD Jenderal Pramono Eddie Wibowo usai penandatanganan MoU (nota kesepahaman bersama) antara Mabes TNI AD, PT. Pertamina Persero dan PT BRI Persero Tbk, di Mabes TNI AD, Jakarta, Senin.
Menurut dia bahwa pada awal kunjungan ke pabrik helikopter di AS, harga Apache sebenarnya masih standar.
Ia tidak menyebut selisih harga yang jelas Pramono tampak kecewa ketika menjelang persetujuan pembelian harganya meningkat. "Pas datang harga sesuai, pasti deal harga naik. Siapa yang menaikkan? Saya tidak tahu," kata Pramono.
Terkait pengadaan tank tempur utama Leopard, Pramono mengatakan tinggal penyelesaian pembayaran. "Leopard pada tahap penyelesaian di Kementerian Pertahanan," ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan tengah mengkaji untuk membeli helikopter tempur Black Hawk dari AS guna menambah kekuatan alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI AD.
"Pilihannya adalah kalau gak Helikopter serbu Black Hawk, ya Helikopter serang Apache. Itu termasuk dalam alutsista tambahan yang kita ajukan untuk dapat melengkapi kekuatan TNI AD," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, di Jakarta, Jumat (15/2).
Menurut dia bahwa pembelian Helikopter Apache sebenarnya sudah mendapatkan izin dari pemerintah Amerika Serikat. Hanya, Kemhan menginginkan jumlah yang banyak.
"Kalau kita tidak bisa mendapatkan Apache yang cukup banyak, maka kita ingin Black Hawk. Terpenting helikopter tempur kita itu cukup banyak dan bisa untuk membangun kekuatan," jelas Purnomo.
Namun begitu, Kemhan belum bisa memutuskan akan memilih helikopter jenis apa. Saat ini Kemhan sedang menghitung dari dana yang sudah disediakan Kementerian Keuangan dan Bappenas. Ditargetkan, pembelian helikopter serang bisa terlaksana tahun ini.
Menhan juga mengatakan bahwa Apache merupakan helikopter serang tercanggih saat ini, tapi TNI AD juga menyatakan tak masalah jika diganti dengan Black Hawk.
Target TNI AD, lanjutnya, adalah membuat satu skuadron helikopter untuk membantu mengamankan wilayah.
Sementara itu, mantan Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan), Mayjen TNI Ediwan Prabowo menjelaskan, pemerintah mengalokasikan US$400 juta untuk pembelian helikopter serang.
"Jika dibandingkan, uang sebesar itu mampu untuk membeli 8 unit Apache karena kisaran harganya mencapai US$45 juta per unit. Jika untuk membeli Black Hawk lebih banyak lagi, mencapai 20 unit," kata Ediwan.
Sumber: Koran Jakarta
Home » Alutsista » TNI AD Pilih Black Hawk Karena Harga Lebih Murah
No comments:
Post a Comment